Pages

Selasa, 12 Juni 2012

Si Penjaga Nasi (cerpen)

Pada sebuah rumah hiduplah seekor penjaga nasi yang amat setia pada majikannya,
makan pagi...
makan siang...
makan malam...
adalah jadwal wajib baginya, setiap hari menunggu di bawah alat penanak nasi elektrik di mejamakan,

Tahu kah apa yang dia lakukan?

Dia hanya melakukan apa yang menurutnya dapat membayar kebaikan majikannnya.

            Diam... diam... diam... hingga suara dengungan mulai terdengar kembali, seperti yang telah di perkirakan oleh si penjaga nasi. PASTI serangga menjijikan pembawa beribu virus dan bakteri itu hendak menanamkan racunnya kembali di nasi sang majikan. sigap lidahnya menjulur dan tepat mengenai tubuh serangga itu merekat melilit erat dan sekejap serangga itu pun menjadi santapannya siang itu.

            Hari berikutnya, si penjaga nasi tlah bersiaga di tempat biasa.
Matanya tiba-tiba tertuju pada satu titik, di sana di atas piring berisi nasi sang majikan, seekor serangga menjijikan sedang asyik menanamkan racunnya.
Perlahan.. perlahan.. mengendap-ngendap si penjaga mendekati piring, meloncat ke atasnya dan melilit serangga itu dengan lidahnya.

Saat sedang menikmati santapannya pagi itu, tiba-tiba sang majikan datang. Marah, Kesal, Dan jijik, adalah Kata yang tepat untuk mewakili perasaan sang majikan. Reflek tangan sang majikan mengangkat piringnya dan menumpahkan seluruh isinya ke dalam keresek, termasuk si penjaga nasi yang kini tlah terjebak di dalamnya dan terbuang jauh dari rumah sang majikan.

Beberapa hari kemudian, setelah kepergian sang penjaga nasi.
Sang majikan terkena penyakit yang tak ayal di sebabkan oleh serangga menjijikan yang hinggap di nasinya pada setiap jam makannya.
Hingga nyawa sang majikanpun akhirnya terenggut.
TAMAT.